Tuesday, April 25, 2017

Inti Hikam Bagian 3

Sebagian dari tanda mengikut hawa nafsu, bersegra kpd kebaikan yg sunat dan malas kepada sesuatu yg di wajibkan Allah.
Bermula rajin kepada ibadah sunat ttp malas mengerjakan ibadah wajib itu pertanda untuk kesenangan hawa nafsu bukan mencari keridhaan Allah. Ibadah karena Hawa Nafsu di tolak oleh Allah. sholat, Membaca Qur'an dan sebagainya jika karena Allah laksanaka lah. Jika karena nafsu maka jangan dikerjakan.
Wajib bagi seseorang untuk melaksanakan ibadah wajib diatas yang sunat. Misalnya bayar hutang dulu, baru bersedekah. Karena lebih utama bayar hutang disisi Allah. Demikian juga kita banyak qodaan sholat fardu, maka sholat qodaan dulu, baru mengerja sholat yang sunat seperti rawatib, witir, dhuha. Kalau mendahulukan sunat bererti hawa nafsu.

Ibadah itu semuanya baik tapi memiliki tingkatan. Ibadah yang perintahnya mendekati wajib maka semakin besar pula ridha Allah. Firman Allah:
Tidak ada ibafah yhambaku yg paling ju sukai dari pada melaksanakan kewajiban.

Selesaikan kewajiban, silahkan kerjakan ibadah sunat.
Ibadah itu ada tertibnya mana yang utama, mana yang nomor dua dan seterusnya.

Nafsu berat melaksanakan yang wajib karena kewajiban dilaksanakan semua orang, sehingga tiada beda dengan yang lain. Sedangkan nafsu menyukai yang beda dari yang lain.
Misalnya nafsu berat bayar hutang 20 miyar karena tiada dipuji, namun bersedekan 1 milyar maka luar biasa pujian dari orang lain. Banyak qodaan sembahyang fardu, melaksanakan qodaan tiada dipuji, namun suka melaksanakan sholat sunat misal 1000 rakat maka itu akan dipuji.

Lain hal ibadah sunat, ini beda dsri yang lain, bisa mencari pujian inilah bagian dari nafsu.
Ibrahim bin Khawas: Allah tiada menerima suatu amal kecuali yang benar dan tepat sasaran.
Sebagian ulama: barang siapa yg fadilat yang lebih utama dr pada melaksanakan yang fardu itulah orang terperdaya (tiada hasil).

Engkau lihat mereka sibuk sholat sunat, puasa sunat, hajo umrah tiap tahun, tidak mengerjakan yang wajib, tidak menyelesaikan kewajibannya kepada yang lain.

Kalau kita pencuri maka amalan yang paling bail dan disukai Allah adalah mengembalikan harta yang dicurinya kepada pemiliknya. Kalau ia sibuk dengan yang sunat, ha rta orang tidak dikembalikan, maka ini meluruskan hawa nafsu.

Sunat pun ada tingkatannyya, ada yang kuat tuntutannya dan kurangbkuat. Kalauencari keridhaan Allah maka ia melaksanakan yang lebih kuat lebih utama. Misal sholat sunat, yang paling tinggi mendekati fardhu adalah sholat sunat rawatib ditambah witir. Kalau kita malas rawatib dan witir tapi suka sholat dhuha maka ini dari nafsu, mungkin ingin cari nama atau mencari kekayaan semata. Atau sholat witir tapi tidak sholat sunat isya. Ini tidak mengerti, padahal 2 rakaat ba'da isya lebih mulia dari tarawih.

Dzikir semuanya baik, tasbih, tahmid, sholawat, namun Rasulullah mengatakan dzikir yang paling afdal adalah Laa ilahailallah. Maka perbanyaklah dzikir itu diatas dzikir yang lain. Karena itu yang diridhai Allah.
Didalam ratibul Haddad dzikir itu banyak kebanyakan diulang 3x. Namun Laa ilahailallah 100x karena ini yang lebih diridhai Allah.
Jika Mardhatillah maka laa ilaha ilallah.

Baca manaqib sering dan suka sekali, namun tidak bergairah membaca qur an. Maka ini ada tujuan lain, bukan mardhatillah yang ia harapkan.

Setiap kali amaliyah yang kita bersemangat ibadah yang kita laksanakan

Bagi orang yang mengharap ridha Allah jangan khawatir tidak dapat surga, tidak dapat rezeki luas. Karena ridha Allah ini paling tinggi daripada yang lain. Seperti menanam padi, maka rumput berbagai jenis rumput akan tumbuh, namun bila menanam rumput maka padi tak akan tumbuh. Karena padi tanaman yang lebih tinggi derjatnya dari pada rumput.
Bila mengharap keridhaan maka Allah akan memberi kebaikan dunia dan akherat.

No comments:

Post a Comment