Dalam masalah ilmu agama kita harus hati hati apalagi masalah ilmu tauhid. Apalagi kalau cuman mendengar lewat internet. Dipilih pilih yg mana yg bujur. Cara untuk berhati hati sudah dipadahakan ulama yaitu lihati kitab apa yang dibaca sidin pengarangnya siapa dan guru yg mengajari nya siapa. Biasanya ajaran yg kada bujur itu kadada keterangan kitabnya siapa gurunya siapa. Kada jelas.
Seperti kitab Alhikam/kumpulan mutiara hikmah. Kitab yg kita baca ini Pengarangnya Imam Ahmad Ibnu Athaillah Assakandari lahir tahun 658H di Iskandaria/mesir. Wafat 13jumadil Akhir 709 di Mesir. Berumur 51 tahun. Beliau berguru dgn Abu Abbas Almursyi, Abu Abbas berguru dgn Abu Hasan Assyadzili, kemudian Abu Hasan berguru dg Abdussalam kemudian berguru berguru dan berguru lagi sampai pada Syekh Abdul Qadir Jailani kemudian Syekh Abdul Qadir berguru dgn gurunya gurunya dan gurunya sampai pada Imam Hasan Basri, imam Hasan berguru pada Ali Bin Abi Thalib dan Ali berguru dgn Rosulullah Saw..
Hikam disyarah/ditafsirkan oleh 54 ulama.
Syarah Hikam yg ke-1
(( ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻧﻘﺼﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﺎﺀ ﻋﻨﺪ ﻭﺟﻮﺩ ﺍﻟﺰﻟﻞ ))
"TANDA BERPEGANGNYA SESEORANG ATAS AMAL BERKURANGNYA HARAPAN KEPADA ALLAH KETIKA MELAKUKAN MAKSIAT"
Maksudnya adalah manusia itu ada 3 yaitu:
1. Berpegang atas amal.
Dia berpegang dengan amalnya, seperti solatnya puasanya zakatnya hajinya infak sedekahnya dll. Orang ini berharap masuk surga dan lepas dr neraka dgn amal amal nya solatnya puasanya dll. Supaya masuk surga lalu ia beramal kebaikan yg banyak. Supaya kd masuk neraka lalu ia beramal kebaikan yg banyak. Bila ia maksiat hatinya berkurang harap masuk surga. Bila taat betambah harap masuk surga. Ia mengandalkan amal semata mata. Ini didalam tasawuf dicela. Kada bagus. Kenapa ? Karena dia menganggap bahwa dirinya yg beramal. Dia menganggap bahwa dirinya yg kawa dan kuasa sedekah puasa solat dll. Kalau kita merasa kita mampu berarti kita bertentangan dgn kalimat laahaula walaa quwwata illa billahil aliyil adzim yg arti nya tiada daya upaya melainkan dr Allah. Padahal setiap hari kita mengucapkan kalimat ini namun nyata nya kita sendiri yg melanggarnya karena kita merasa mampu utk ibadah tanpa memandang ibadah kita itu dr Allah jua. Orang orang yg berpegang dgn amal ini kada akan lepas dr penyakit hati. Dia sering sholat puasa, banyak zikir kemudian ketika ia dapat musibah ia bingung kenapa bala datang kepadanya padahal ia banyak solat sering baca quran zikir dll. Itu pang orang yg kd be amal kenapa hidup nya nyaman aja kd kena bala. Atau ia meremehkan orang yg sedikit beramal. Ikam berapa juz baca quran hari ini. Aku sejuz jar kawan nya. Aku 10 juz jar nya. Inya meremehkan kawan nya yg beramal yg lbh sedikit dari pd dia karna dia merasa ia beramal tu karena kekuatan dirinya sendiri.
2. Manusia yg berpegang atas rahmat Allah. Orang ini beramal puasa zakat sedekah dll. Tapi dia ingin masuk surganya berharap hanya pada rahmat Allah aja. Bukan pada amal nya. Menurut orang tasawuf orang ini pun kada baik jua karena masih menuntut bagian diri (ingin masuk surga). Sudah di tolong kawa ibadah, handak minta surga ha pulang. Ibadah nya kd murni lagi. Misal ada si A yg membari gelapung gula pisang lawan si B.. lalu si A nyruh si B meolah wadai. Kemudian ketika wadai nya masak itu gasan si B jua yg memakan. Jd bahan2nya sudah dibari. Yg memakan si B jua. Patut lah masih si B ini minta upah pulang lawan si A. Upah meulahkan wadai nya padahal wadai tadi gasan si B jua yg memakan bahkan si A yg membari bahannya. Masa minta upah lagi. Ini lah perumpamaannya kita kawa ibadah itu Allah yg memberi kekuatannya. Allah yg menggerakkan nya. Dan ibadah kita itu untuk kita sendiri juga. Masa kita masih meminta upah dgn Allah. Masih mengharap harap surga Allah. Padahal beramal pun kita tak mampu kecuali di tolong oleh Allah.
3. Orang yg berpegang atas Allah. Dia tidak berharap kecuali Allah dia tidak bergantung dan berharap kecuali Allah. Ia tidak menoleh kecuali pd Allah. Kd peduli ia dengan surga dan neraka. Pokok nya ia beramal karena Allah semata. Inilah kedudukan orang yang makrifat kepada Allah. Makam ini/kedudukan ini yg harus kita capai sebelum mati. Yg apabila solat puasa zakat dll semata krna Allah. Masuk neraka kah surga kah terserah Allah. Inya kd peduli. Yg penting Allah ridha padanya. Karena ia merasakan daya upaya Allah dlm setiap amal nya.
Selanjutnya hikmah ke-2 InsyaAllah
No comments:
Post a Comment