Tidak ada yg bisa mengeluarkan kita akan syahwat yg menguasai hidup kita dari dalam hati, syahwat itu yaitu keinginan" yg timbul dari nafsu, keinginan dari nafsu beda dengan keinginan yg timbul dari hati.
keinginan" yg timbul dari hati ialah keinginan yg kada hendak behual dengan Allah, tapi mereka yg punya hati, mereka punya keinginan tapi kada hendak keinginan itu tehual dengan Allah,
Misal mereka hatinya hendak beisi duit, tapi saat Allah tidak memberi, hatinya akan menerima dan mehakuni dn mehendaki itu.
awalnya dia hendak beduit, meminta kepada Allah., namun saat belum diberi, dia kd mengarasi, bahkan dia mencoba belajar menerima, mehakuni saat kada diberi Tuhan tadi, belajar dia menerima, mehendaki.
Supaya berhasil inya menerima, inya wajib bepikiran positif, waktu Tuhan kd memberi duit tadi, otaknya diaktifkannya, supaya otak tadi aktif terhubung kepada hati,
karena pikiran positif, lalu berpikir: mungkin kada disugihkan neh karena mun sugih kena sombong, jauh dengan Allah, atau sebagainya. pikiran positif itulah yg membuat dia mampu menerima apa ja yg diberi Tuhan, yaitu misalnya miskin.
Sehingga dia wani mehakuni hidup miskin, pikiran itulah yg membuatnya menerima dn bahkan menyenangi saat diberi miskin atau sebagainya, karena dia berpikir bahwasanya miskin itu pasti punya kebaikan untuk dirinya.
Sebesar apa sangka baiknya, selama masih pikiran positif ada, selama itu dia mampu menyandang segalanya, selama itu dia sanggup menerima bala dn musibah, jawaban bala bukan dihindari, bukan dihilangkan, karena didunia pasti dapat bala, jawabannya ialah menerima, dihakuni. supaya kawa mehakuni, kawa menerima, pandanglah dn pikirkan bahwa didalam bala ini pasti mengandung kebaikan",
Orang garing hilang sedihnya, karena dia menerima, tapi tetap berobat, berikhtiar, cuma kada sedih hatinya disaat sakit datang, krena dia menerima, inya mehakuni, mau menerima karena menganggap ini baik aja, bahkan saat inya garing malah bisa mehibur yg beilang,
Ketika hati dijajah, ketika hati dibudaki nafsu, nafsu ini berkehendak jua, punya kehendak jua, namun kehendaknya ditambah mengarasi.
misal hendak sugih, nafsu neh bepikir kepa agar sugih, jika dapat sugih senang, jika kada dapat maka akan kecewa dan sakit hati,
Nafsu itu sifatnya memaksa, saat kehendaknya tidak terwujud, maka dia akan kecewa, kada terima, sakit hati, dia kada terima akan bala dn musibah, kada menerima miskin, karena dia bodoh, dia meanggap bahwa faqir tuh kada bagus, dia meanggap jua garing tuh kada bagus, karena dia bodoh,
Siapapun orangnya, tuha atau anum, siapapun, jika masih nafsu yg jadi imamnya, maka hidupnya akan senantiasa sakit hati, oleh karena itu al Qur'an bilang yg selamat di akhirat ialah yg hatinya selamat, hati yg disebut, bukan nafsu, karena hati jauh lebih 'alim daripada nafsu.
Saat sugih hati senang, saat miskin hati senang, karena hati serta pikirannya selalu positif,
Adapun nafsu sifatnya berkehendak dn mengarasi, saat dia ingin sugih, dia kada terima diberi miskin, dia hanya ingin sugih.
Setelah dijadikan Allah, nafsu disuruh mehadap Allah, kada hakun nafsu, lalu nafsu ditanya Allah, siapa dirimu dn siapa Aku, nafsu jawab, aku ialah aku, dn Kau ialah Kau. Allah punn di lawan, lalu dia dimasukann kedalam adzab dn siksa selama 100 tahun, dengan panasnya api, lalu dipanggil lagi, ditanya Allah lagi, siapa kau dn siapa Aku, nafsu tetap menjawab aku ialah aku dn Kau ialah Kau, lalu nafsu dipenjarakan Allah dalam haus dn lapar, kada dimakani dn diminumi selama 100 tahun, dipanggil Allah lagi, lalu ditanya siapa kau dn siapa Aku, nafsu jawab, aku ialah hambaMu dn kau ialah Tuhanku.
Jadi kita jangan selalu mengabulkan kehendak nafsu,
Kita boleh berkehendak, asal mampu, jangan berkehendak namun kenyatannya tidak ada/tidak mampu.
Sampai bukti dia lebih meutamakan penilaian manusia, dia beranggapan biar ja tesalah kepada Allah, yg penting dinilai baik oleh manusia. Inilah jahatnya kebodohan.
Misal: bepengantinan behutang, bayar belebih hakun, asal jangan direndahkan dn dihinakan orang lain, walaupun bepaksaan behutang, bahkan hutangnya bayar belebih, karena inya meutamakan penilaian manusia, orang ini belum bertaqwa.
Apa ja yg digawenya, selalu minta penilaian manusia, gengsi, kada hendak sopan,
Maka inya harus mencoba meutamakan penilaian Allah, maka dari karena itu, contoh tadi, kalau hendak pengantinan, Allah sudah punya aturan, duit kita seberapa ada, meundang kawa berapa, kalau hanya cukup untuk nikah aja dn kd cukup untuk resepsi, sudah ai kada usah dipaksa.
Silahkan berkehendak, asal kemampuannya ada, jangan melebihi kemampuan.
Orang yg dikuasai nafsu, dia selalu mengarasi kehendaknya, padahal kemampuan tidak ada, tetap di karasinya, itu sebab dia sakit hati.
Seadanya aja hidup, berapa ada kemampuan, seitu kehendak yg ditimbulkan.
Apalagi sampai kd tapi kepingin lagi dengan dunia, karena dia yakin bahwa dunia neh bakal hancur kena, pasti hancur,
dalam kitab tertulis, barangsiapa membedakan emas dengan batu, berarti hatinya sudah terdinding dengan dunia.
sebaliknya, mereka yg tidak membedakan emas dengan batu, tidak mehinakan batu, tidak merendahkan batu, merekalah yg selamat hidup di dunia. Yaitu orang yg tidak membedakan antara yg satu dengan yg satu.
Arit aja pintar ai hidup neh, jangan bhutang, karena zaman wahine behutang bayar tuh belabih, kena abut membayari, tuan guru Salim martapura menjelaskan kitab Nasaihuddinniyah, cara gimanapun melepas riba, tetap hukumnya riba, jangan behutang,
betianan bini, perlu operasi, duit kadada, jangan behutang pintar ai, minta banyu lwan tuan guru aja, jangan behutang, betianan jangan makan obat macam", makan yg alami aja, jalani apa yg ada, jangan behutang. Mati membawa hutang itu kada baik,
Selama syahwat didalam hati itu ada, kada keluar, kecuali yg mengeluarlan ialah takutan yg menggerakkan dn menguasai, kada wani, mun tetamu dengan hal yg ditakuti, maka ampih inya, mun masih kadada yg ditakuti, tetap inya menggawe.
Takutan tadi kalau kawa timbulnya dn datangnya ke hati, ada atau tidak ada tuan Guru, tetap kd wani menggawe dosa, timbul dari memandang sifat jalal Allah, jika Allah tuh menyiksa maka sangat keras.
bermula dasar sebab yg menimbulkan rasa takutan ialah rancak" bepikir, merenung pada ayat" al Qur'an yg isinya atas siksaan" yg sudah disiapkan bagi orang yg berbuat dosa.
Orang berdosa masuk neraka, siksaan paling ringan dineraka itu ialah ada timah yg dibawahnya dinyalakan api, berdiri kita disana, langsung otak kita menggorak,
Dn rancak" meingati bahwa mati tuh kena pasti, jadi kada wani,
Dn ingatkan bahwa masuk kekubur tuh sorangan, kena ditakuni Munkar Nakir, beserta huru hara padang mahsyar dn hari kiamat, yg betianan langsung teperanak, saking huru haranya, yg anuman langsung beuban, saking tegangnya, itu huru hara hari kiamat.
Nah persiapan kita apa, bekal kita apa untuk mehadapi huru hara tersebut
Nah jika mau tepikir kesitu, maka ampih berbuat dosa dn senantiasa hendak berbuat baik, lalu mau turun ke majlis ilmu.
yg membuat nafsu itu sadar ialah ingat akhirat, atau ziarah kubur, atau karena rindu yg menguasai, cinta datang ke hati karena memandang keelokan Allah yaitu anugerah dn ni'mat, dn sebabnya ialah rancak berpikir dn merenungi ayat" al Qur'an yg mencakup atas pahala yg disiapkan bagi orang yg berbuat ibadah, dn sering meingat apa yg disiapkan Tuhan bagi wali" Nya daripada ni'mat yg kd tehitung.
Mata kd suah meliat, telinga kada suah mendengar dn kd pernah terbayang, itulah syurga.
Selain semua itu, rancak" lah hadiri majlis dzikir dn majlis ilmu, menghadiri tempat" seperti itu ialah manfaat yg luar biasa didalamnya untuk tercapai agar keluar dari dibudaki syahwat, karena orang hadir dimajlis itu terus menerus, yg masuk ilmu ke hati,
Sampai timbul takut kepada Tuhan, atau cinta kepada Tuhan, karena cinta lalu measi, atau karena takut lalu kada wani.
Pesan sidin: yg anuman, berapa ada duit, seitu ja berkehendak.
Sehari besedeqah pun, walau 100 rupiah.
Kita sekarang zaman, mencari duit, alasan sagin nafkahi anak bini, tapi lupa mengajari anak bini agama, hari" kena anak bini mengirimi dosa saat sorang dikubur.
apa arti nafkah dunia terjamin, namun agama bodoh, apa artinya ???
nyar masuk kubur, itu anak mu mehiyau, bah pian purunnya kd melajari ulun ilmu agama, ulun minta tanggung jawab abah, jer abah, aku menafkahi ikam, kam nyaman hidup di dunia, tapi keni diakhirat, ulun kd tau, pian kd melajari ulun agama, ulun minta tanggung jawab pian.
Jika orang tuh kawa hidup menggiring kemampuan, itulah orang sugih yg sebenarnya.
Orang yg kada kawa menggiring kemampuan, itulah orang yg miskin sesungguhnya, walau banyak harta.
Jadi obat supaya syahwat nafsu ampih, hadir di majlis ilmu dn dzikir, apabila yg pertama (takutan) kd menggerakkan, yg kedua (rindu) kd kawa jua, takut kdd, cinta kadada jua, kadada manfaatnya lagi bagi dia.
Mari kita hendak sugih ilmu, jangan hanya hendak sugih harta, padahal jawaban hidup ialah ilmu, bukan harta,
Jadi hendak selamat ialah hadiri majlis ilmu, artinya belajar ilmu agama,
Hidup dizaman sekarang untuk mehadang orang mengerti, mehadang orang paham, maka akan sia", terus yg harus dilakukan ialah kita yg harus belajar paham dn mengerti, kala orang mengerti sama kita, dia kada menyambati kita, tapi kala orang kd ngerti sama kita, kita yg harus mengerti akan mereka.
Amalkan, ngerti orang, pahami orang, jangan mengharap orang lain yg paham dn mengerti dengan kita. Tapi teruslah pahami dn mengerti orang lain.
Bila kawa meamalkan akhlak seperti itu, paling kada kita dikelompokkan dengan orang" sholeh.
_____________________________________________
Mudahan berkah dunia akhirat, minta rela ulun
Catatan pribadi RF
Full video: https://m.youtube.com/watch?v=csq6v-88UdQ
PNS (Pegawai Nabi Saw)