Untuk bisa menjalankan muhasabah dan mujahadah dengan baik, idealnya kita harus mendawamkan pandangan mata hati (pikiran) bahwa kita senantiasa diawasi oleh Allah, Allah yang menciptakan dan mengatur kita, karenanya tak ada sedikitpun apa yang kita lakukan dan kita ucapkan, kecuali semua itu sangat jelas dalam ilmu Allah SWT, tak ada yang luput dari pengetahuan dan pengawasan Allah SWT, sehingga kalau kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi Allah terus kita hidupkan, maka inilah yang disebut muraqabah dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi Allah (muraqabah) ini akan menjadi motivasi luar biasa bagi kita untuk senantiasa melakukan kebaikan (ketaatan kepada Allah dan rasul Nya serta berbuat kebaikan kepada sesama) dan menghindarkan diri dari kejahatan (kemaksiatan pada Allah dan Rasul Nya serta kezaliman pada sesama), dan memang hakikinya kebanyakan kita manusia senantiasa ingin yang ‘ter’ dalam kehidupan ini, seperti terbaik, terkaya, termasyhur, terdepan, termulia, terpopuler dan lain sebagainya…
Namun manakala upaya kita mewujudkan hal itu dengan dibarengi kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi Allah (muraqabah) ini, maka upaya kita tersebut akan tetap dalam kebaikan, dengan mengedepankan aturan Allah dan Rasul Nya serta memegang prinsip untuk sedapat-dapatnya tidak melakukan kezaliman terhadap sesama.
Salah satu jalan untuk kita bisa membangkitkan kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi Allah (muraqabah) ini, adalah dengan jalan mengingatkan diri dan hati serta jiwa kita sendiri, bahwa diri kita lahir bathin sedang dalam pengawasan Allah, hal ini yang akan membintengi kita untuk tidak tertipu hiruk pikuk pujian dan sanjungan serta hal-hal lainnya disekitar kita yang menyebabkan kita sombong dan ujub, yang pada akhirnya mengarahkan kita untuk menonjolkan kemampuan diri dan membelakangi aturan dan ketentuan Allah, padahal mereka yang disekeliling kita hanya melihat apa yang tampak dari segi lahiriah kita dan apa yang kita lahirkan dari perkataan dan amal perbuatan kita, sedangkan Allah tak pernah lalai melihat dan mengawasi bathin kita, apalagi segi lahir kita, maka jika kita bisa membangkitkan kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi Allah (muraqabah) ini, tentu akan mengantarkan kita menjadi insan yang akan mengedepankan kejujuran; berupaya maksimal jujur pada diri sendiri, berupaya maksimal jujur pada dengan orang lain dan terlebih lagi akan berupaya maksimal untuk jujur pada Allah yang senantiasa mengawasi kita.
Semoga Allah senantiasa beri hidayah dan taufik serta keistiqamahan kepada kita, orang tua, keluarga dan anak keturunan kita memiliki kesadaran bahwa kita senantiasa diawasi oleh Allah, dan menjadikan kita semua bagian dari hamba-hamba Nya yang mampu mengedepankan kejujuran dalam hidup dan kehidupan kita masing-masing, dan semoga rahmat Allah senantiasa tercurah untuk kita semua dan seluruh ummat Muhammad SAW.
Penulis : Drs. H. Munadi S. Ali, M.M.Pd
No comments:
Post a Comment