Monday, March 6, 2017

Titian Cinta (Bagian 14) : AKU ADALAH ANAK CINTA ADAM DAN HAWA, DIRIKU PERCIKAN PANTULAN CAHAYA CINTA MU PADA KEKASIH MU

(Surat ke 32 dari Buku : 1001 Surat Cinta Buat Sang Kekasih, karya Adi Sutera).
Betapa matahari telah 4,5 miliyard tahun ternyata mampu berpasrah tak pernah membantah terhadap ketentuan yang ditentukan atasnya, dia berlari dan berlari dengan kecepatan melebihi 19 km tiap detik, dan tetap dengan gagah perkasanya menebarkan kebaikan menelan gulita malam yang sesak dengan kejahatan, menghamburkan cahaya kebaikan cinta untuk mengembangkan kelanjutan hidup percintaan dan kelahiran silih berganti antar generasi pecinta dikehidupan bumi ini, dan dalam kepasrahan cintanya dia siap terbakar sampai berubah menjadi cebul-cebul putih, maka sungguh lucu kalau aku yang baru belajar menapak perjalanan sebagai musafir cinta baru terbakar api cinta kepada Mu sedikit saja sudah mau menyerah atau berputus asa dalam menggapai hamparan cinta dari Mu.

Padahal dengan luasnya hamparan alam jagad raya kasih Mu ini, aku telah dimanjakan Mu dengan berbagai kenikmatan kehidupan kasih Mu, namun aku yakin kalaulah Kau mau terus menarik tanganku untuk dapat terus lebih dekat dengan Mu, niscaya aku akan terus tak pernah lalai menyebut-nyebut nama Mu, tak pernah lalai mengagungkan kehebatan Mu, tak pernah lalai belajar mencintai dan merindukan Mu, tak pernah lalai belajar meningkatkan kepasrahan pada kehendak dan keinginan Mu. Aku hakikinya ingin cinta dan rinduku pada Mu tak pernah lekang oleh waktu, tak pernah hilang dengan hilangnya jasadku, tak pernah punah dengan punahnya bumi ini dan manusia tinggal di bumi baru.
Aku hakikinya ingin bisa tenggelam dalam lautan cinta dan tergulung oleh lautan rindu, naik turun dalam irama kepasrahan nan tiada henti pada Mu, tapi aku hanya akan bisa melakukan itu manakala Kau semakin bukakan kesempatanku untuk lebih jauh mengenal diri Mu. Walaupun begitu dengan hamparan kasih Mu yang kuterima dan kurasakan ini saja telah mengangkatku menjadi manusia yang bisa dengan lebih baik dan penuh kenikmatan, sudah mampu menarik diriku untuk tidak menjadi penentang terhadap keinginan-keinginan Mu yang Kau utarakan dalam pesan-pesan cinta Mu, namun kalaulah Kau berkenan melimpahkan anugerah membukakan kesempatan lebih mengenal Mu, maka betapa aku sangat rindu sekali dengan keadaan di mana diriku bisa tenggelam dalam lautan cinta dan tergulung oleh lautan rindu, naik turun dalam irama kepasrahan nan tiada henti pada Mu.

Aku hakikinya tak habis pikir terhadap orang yang merasa pinter tapi hakikinya menunjukkan dirinya sebagai orang yang sangat bodoh, mengapa begitu…karena mereka tak mempercayai adanya diri Mu, tak mau berupaya mendekati Mu, tak mau mengenal Mu, tak ada rasa cinta terhadap Mu, bahkan tata aturan yang Kau buat dengan mengatasnamakan kemanusiaan, mereka anggap kebohongan dan penyakit serta pengekang kebebasan, mereka terpukau dan tenggelam dalam kenikmatan kasih Mu, tapi hakikinya mengabaikan keberadaan Mu dan melupakan kasih yang telah Kau limpahkan, ada diantara mereka bahkan menapikan keberadaan Mu, bagi mereka apa yang nyata dapat dinikmati dalam memuaskan nafsu itulah segalanya, sehingga mereka sangat-sangat sibuk dengan urusan dan aktivitas itu, lupa kalau dibalik semua itu ada diri Mu yang menghamparkan kasih yang luar biasa atas mereka.

Lalu ada juga orang yang juga menurutku merasa pinter tapi hakikinya juga ingin menunjukkan kebodohan mereka, mereka menganggap Kau tak ada hubungannya dengan jabatan dan mengurus orang banyak, padahal karena kasih Mu mereka jadi pejabat, karhalena kasih Mu mereka dapat mengurus orang banyak, dan bahkan semua orang juga berebutan menginginkan kasih Mu, mereka tak mau mengurus semua keinginan Mu, mereka tenggelam dalam kenikmatan kasih Mu, tapi juga tak mau melibatkan diri dalam mengajak orang melaksanakan pesan-pesan cinta dari Mu. Lalu ada juga orang yang merasa pinter, namun hakikinya mereka menunjukkan kebodohan mereka, mereka hanya menganggap ada sesuatu yang nyata dirasakan secara fisik manfaat, keuntungan dan kenikmatannya bagi mereka. Mereka pikun memikirkan padahal manfaat, keuntungan dan kenikmatan yang dirasakan mereka karena hamparan kasih Mu, namun nyatanya keberadaan Mu luput dari perasaan dan pikiran mereka. Mereka bahkan terlalu berani menyatakan bahwa “aku berfikir maka aku ada”, mereka menepis keberadaan diri Mu dari hamparan kasih Mu yang setiap saat dengan suka cita dinikmati mereka, sehingga bagaimana bisa mereka mau mendayung bahtera cinta Mu yang dinakhodai kekasih Mu,karena bahtera cinta Mu dianggapnya sebagai pelanggaran hak azazi mereka, bagaimana bisa mereka mau membaca dan membutiri pesan cinta Mu, karena pesan cinta Mu dianggapnya sebagai kebohongan, bagaimana bisa mereka betul-betul merasa dekat dengan Mu, padahal mereka mengabaikan keberadaan diri Mu, bagaimana bisa mereka menuruti keinginan Mu, padahal pesan-pesan cinta Mu tak mau mereka perhatikan, lalu bagaimana bisa mereka mencintai dan merindukan Mu padahal mereka belum mengenal diri Mu, aku tak mau jadi bagian dari mereka yang hanya menikmati kasih Mu, namun mengabaikan pengenalan terhadap diri Mu, aku ingin tenggelam dalam kedekatan diri pada Mu, aku ingin tenggelam dalam lautan cinta terhadap Mu, terhempas-hempas dalam deburan ombak yang mengharu birukan rinduku kepada Mu, aku ingin ikut berteduh di taman cinta Mu menunggu perkenan Mu memberikan kenikmatan cinta penuh keredhaan dari Mu.

Aku bukanlah keturunan manusia kera yang berubah menjadi manusia purba lalu berubah lagi menjadi manusia modern seperti yang dikatakan para Darwinisme, bagiku manusia purba itu akal-akalan agar mereka disebut ilmuan, karena dengan hamparan kasih Mu penghilihatanku bisa lebih terang dan jelas, ternyata dari zaman datukku tak ada cerita tentang kera yang bergelantungan di belakang rumahku itu berubah menjadi manusia, dan hanya manusia yang dikutuk di zaman Nabi Musa as., yang kutahu pernah menjadi kera, dan lalu dimusnahkan. Aku adalah anak-anak cinta dari Nabi Adam as dan Siti Hawa, diriku adalah percikan dari pantulan cahaya cinta Mu pada kekasih Mu, dengan kesadaran kasih Mu kuyakini hal itu, aku memang dicipta dari hamparan cinta kasih, lalu mengapa tak kugunakan anugerah cinta dari Mu di hatiku ini, untuk mengenal, lebih meyakini diri Mu,lebih mendekatkan diriku dengan diri Mu yang pada gilirannya kugunakan cinta anugerah Mu untuk mencintai diri Mu, aku ingin mendaki bukit cinta dan rinduku pada Mu, salahkah aku bila aku tenggelam dalam kepasrahan pada diri Mu.

Ya Rabb ....dengan kemuliaan dan keberkahan Cinta Mu pada kekasih Mu Muhammad SAW ....muliakan dan berkahi hati kami, orang tua, keluarga, anak-anak kami dan orang-orang yang kami cintai dengan cinta yang khalis terhadap Mu dan terhadap kekasih Mu, dan obati cinta dan rindu kami barang setahun sekali Kau undang ke Bait Mu yang mulia, dan menjiarahi kekasih Mu di Qubbatul Hadhra. Ya Allah rahmatilah seluruh ummat Muhammad SAW dengan rahmat Mu yang menyeluruh.

No comments:

Post a Comment