(Surat ke 9 dari Buku : 1001 Surat Cinta Buat Sang Kekasih, karya Adi Sutera)
Allah Penganugerah cinta berfirman : Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri". (QS. Az Zumar :12)
Sekarang timbul pertanyaan dalam diriku, bagaimana bisa aku menyerahkan diri sepenuhnya (berpasrah) pada diri Mu, kalau aku belum mencintai diri Mu, sehingga aku tergulung oleh deburan ombak cinta dan rindu pada Mu, lalu bagaimana bisa aku mencintai dan merindukan Mu, yang menjadikan aku harus pasrah pada Mu, kalau aku belum memiliki keyakinan bahwa diri Mu lah yang paling pantas kucintai dan kurindukan itu, lalu bagaimana bisa aku dapat memiliki keyakinan tentang diri Mu, kecuali Kau mau mengenalkan diri Mu kepadaku. Kalau tidak demikian, maka kalaupun aku kepasrahanku pada Mu hanyalah kepasrahan yang beku, cinta dan rinduku pada Mu hanyalah cinta buta dan rindu dalam kegelapan, dan bahkan mungkin juga hanya dipaksakan, keyakinanku pada Mu tak lebih hanyalah keyakinan ikut-ikutan.
Lalu kalau kepasrahan pada diri Mu itu sangat beku, cintaku pada diri Mu hanyalah cinta buta, rinduku pada diri Mu berada dalam kegelapan, keyakinanku pada diri Mu hanya ikut-ikutan, dan hakikinya aku belum mengenal Mu, maka bagaimana bisa aku akan sabar dalam kelelahan mendaki puncak gunung tertinggi dari kepasrahan diri pada Mu, bagaimana bisa aku akan sabar dalam kelelahan mendaki puncak gunung tertinggi untuk datang mempasrahkan diriku pada diri Mu, bagaimana bisa aku akan tabah dalam menentang terjalnya tebing dan lancipnya duri cobaan dalam mendaki puncak gunung tertinggi untuk datang mempasrahkan diriku pada diri Mu itu, bagaimana bisa aku akan mengepakkan sayapku untuk laju meroket menuju puncak kepasrahan diriku pada diri Mu itu, bagaimana bisa aku akan teguh melawan serangan nan tiada henti yang akan menyerangku dalam perjalanan menuju kepasrahan diriku hanya kepada diri Mu itu.
Sungguh cobaan, rintahan, onak duri, tebing terjal, bahkan musuh terbesar yang harus kuhadapi dalam perjalanan diriku untuk mencapai puncak kepasrahan diriku pada diri Mu itu hakikinya ada di dalam diriku sendiri, yakni hawa nafsuku yang akan setiap saat menentang dan memusuhiku bahkan akan memalingkan diriku dalam kenikmatan menikmati indah dan mempesona wajah Mu, pada setiap aku akan berupaya mendekatkan diri kepada Mu.
Lalu bagaimana bisa memenangkan diri Mu atas diriku sendiri, bagaimana mungkin aku dapat memenangkan keyakinan atas diri Mu atas nafsu syahwatku sendiri, bagaimana mungkin aku memalingkan diriku dari nikmatnya berbagai keindahan dan kenyamanan dari pancaran wajah Mu atas kenikmatan yang belum kuyakini atas berupa kedekatan pada Mu, bagaimana mungkin kujadikan diri Mu adalah segalanya bagiku, kalau hakikinya aku belum mengenal Mu.
Hakikinya aku siap mempasrahkan diriku kepada Mu, sebagaimana para pecinta yang telah Kau pilih menjadi kekasih Mu, asal memang aku telah dibakar cinta dan rindu yang mengharu biru pada Mu, asal memang aku dapat meyakinkan diriku, bahwa Kamu yang paling pantas kucintai dan kurindukan sepenuh hatiku, untuk itu beri jalan terang kepadaku untuk aku mendekatkan diri pada Mu, tariklah tanganku… tuntun lah langkah kakiku … bukalah barang sedikit rahasia diri Mu yang dapat meluluh lantakkan hatiku dalam keterpanaan memukau yang tiada tara tentang adanya diri Mu….., maka kalau itu berkenan lakukan, sungguh pastilah aku akan dapat lebih meyakini diri Mu, pasti hanya diri Mu yang kucintai dan kurindukan, dan kalau sudah begitu bagaimana bisa tak kuserahkan diriku untuk berpasrah pada Mu…
Hakikinya aku sangat-sangat merindukan kenikmatan tiada tara para pecinta Mu, dimana aku tenggelam dalam kenikmatan abadi dalam dekapan cinta kasih Mu…
Semoga Allah berkenan menuntun kita, keluarga, anak keturunan kita serta orang yang kita cintai, untuk menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang memiliki kepasrahan yang sangat tinggi pada Nya, yang didasari oleh cinta dan keyakinan/ Iman yang mantap kepada Nya yang bersumber dari anugerah ma’rifat (pengenalan terhadap Allah) yang dicurahkan Nya…Aamiiinnn.
No comments:
Post a Comment